Subscribe:

Thursday, April 10, 2014

CERPEN BAHASA INDONESIA WAKTU KELAS 9 SMP

Do’a sang  Ibu




 Jam menandakan pukul  15.00 WIB, para mahasiswa pun mulai beranjak pulang. Begitu pun Reza salah seorang Mahasiswa UI jurusan sastra.
Reza cukup beruntung karena ia bisa berangkat dan pulang kuliah menggunakan mobil. Walaupun begitu Reza tidak sombong, ia selalu bersikap tidak berlebih-lebihan.
Tiba di rumah, suasananya seperti biasa yaitu sepi. Karena hanya Reza saja yang baru pulang, dan ibunya serta pembantunya yang hanya ada di rumah. Hal ini di karenakan Ayah Reza biasa pulang malam karena Ayah Reza bkerja sebagai anggota DPR. Reza memliki satu Adik perempuan, yang bernama Cindy. Cindy berbeda dengan Reza, Cindy seorang anak yang bandel karena ia selalu pulang malam-malam , walaupun ia masih sekolah SMA. Hal ini membuat ibunya yang bernama Fatimah selalu memarahi Cindy karena selalu pulang malam-malam. Tapi Cindy selalu mengulanginya lagi.
 Pada suatu hari , pada pukul 21.00 WIB. Reza dan ibunya kebingungan dan cemas karena Cindy belum juga pilang, Ibu Reza menyuruh Reza untuk mencari Adiknya. “Za, coba kamu cari Adik kamu, Jam segini kok belum pulang juga,  nanti bisa dimarahi Cindynya.” Kata Ibu. “Sudahlah bu, biar sampai Ayah pilang Cindy belum sampai rumah, biar Ayah tahu kelakuan  Cindy selama ini.” Jawab Reza. “Memangnya kamu tidak kasihan sama Cindy, cepat cari Za , mungkin Cindy masih di rumahnya Sinta.” Suruh Ibu . “itu akibat Ibu memanjakan Cindy, dia sudah jadi anak yang ban…” .   “Sudahlah Za cepat kamu cari Cindy, Ibu sudah khawatir.” Sela Ibu saat Reza berbicara. “Ya sudah Bu, Reza akan mencari Cindy.” Ujar Reza.
Setibanya di rumah Sinta, Reza langsung bertanya kepada Sinta apakah Cindy berada di rumahnya. Ternyata Cindy tidak ada di rumah Sinta. Reza pun kebingungan karena harus mencari kemana lagi Cindy. Tapi saat di jalan Reza melihat seorang gadis di pinggir jalan yang menggunakan tas sama persis yang digunakan Cindy. Reza pun langsung berhenti dan menghampiri gadis tersebut. “Astaghfirlahhaladzim, Cindy…! ! ! lagi apa kamu disini sendirian, ayo cepat pulang, kamu pasti dimarahi Ayah, ayo cepat masuk ke mobil.” Reza pun langsung memaksa Cindy masuk mobil.
Tiba di rumah Reza pun menyeret Cindy dari mobil menuju dalam rumah. Ternyata Ayah Cindy sudah pulang. “Cindy,..! ! !, mau jadi apa kamu Jam segini baru pulang…! ! !.” Bentak Ayah Cindy dengan keras. “ Cepat …masuk kamar, dan langsung tidur.” Lanjut Ayah. “Tapi yah, Cindy kan belum makan.” Jawab Cindy. “Siapa yang suruh kamu pulang  jam segini, cepat masuk kamar… ! !” Keras Ayah. Cindy pun langsung masuk ke kamar tidur. Ibu Reza dan Reza tidak bisa membela Cindy karena Cindy sudah terlalu bandel. Tapi tanpa sepengetahuan Ayah Cindy, Ibu  Cindy membawakan makanan ke kamar Cindy. “Cind, ini cepat makan, nanti kamu sakit.” Kata Ibu. “Makasih Bu.” Jawab Cindy. “Makanya kamu jangan pulag malam-malam.” Lanjut Ibu. “Ibu sama saja dengan Ayah, terlalu banyak aturan.” Jawab Cindy. “Udah, makan saja nanti Ayah tahu.” Ujar Ibu. Cindy pun langsung memakan makanan dari Ibu, lalu Ibu pun langsung kembali ke kamarnya.
Keesokan harinya, rumah Reza didatangi banyak polisi yang sudah mengepung rumah Reza. Masing-masing  orang di dalam disuruh keluar oleh polisi lalu akhirnya mereka semua keluar. Tiba-tiba polisi menangkap Ayah Reza. “Lho pak saya salah apa pak, kenapa saya ditangkap.” Kata Ayah Reza. “Bapak telah melakukan korupsi sebesar 4,2 miliar kepada salah satu bank di Jakarta , karna itu kami menangkap Bapak.” Jawab polisi. “Tapi pak ..” Lawan Bapak Reza. “Sudah pak nanti bisa dijelaskan di kantor polisi. Keluarga Reza pun menangis dan kecewa terhadap Ayahnya, terlebih Ibu Reza. “Tak ku sangka ternyata selama ini aku memakan uang haram darimu, tak sudi aku mengakui kamu sebagai suamiku lagi.” Ucap Ibu Reza sambil masuk rumah dan langsung  mengemas-ngemas pakaian dan begitu juga Reza dan Cindy. “Bu… tolong…bu” pinta Ayah. Tanpa sepatah kata pun Reza, Cindy dan Ibunya langsung meninggalkan rumah milik Ayah Reza, dan mencari kontrakan baru.
Setelah lama mencari kontrakan baru, akhirnya mereka menemukannya juga, kontrakan tersebut berukuran 5 X 8 m dan dibayar menyicil. Cindy yang biasa hidup di rumah besar merasa kurang senang tinggal di kontrakan sempit tersebut. “Bu, apa tidak bisa cari kontrakan yang luas, dan ber ac sich bu…” Tanya Cindy. “kamu ini, bukanya bersyukur masih bisa tinggal di tempat teduh, memangnya kamu mau tinggal di emperan toko, jadi orang itu jangan manja..” Jawab Reza kesal. “ihh…kakak emangnya Cindy nanya ke kakak.” Kata Cindy. Reza pun kesal dengan sikap Cindy tersebut namun Ibu Reza langsung menyuruh mereka berdus beristirahat.
Untuk kebutuhan sehari-hari, Ibu Reza menjual gorengan untuk mendapatkan uang yang sekaligus ditabung untuk membayar kontrakan. Reza dan Cindy terpaksa berhenti kuliah dan sekolah karena jika dilanjutkan sudah tidak ada biaya lagi. Walaupun begitu Reza berusaha mencari pekerjaan, untuk meringankan ekonomi keluarga. Dngan membawa ijazah SMA, Reza berjuang mencari pekerjaan sampai Pasar Minggu padahal ia tinggal di Depok. Sesekali ia menghampiri took yang ada di seberang jalan mengharap mendapatka pekerjaan, tapi yang didapatkannya hanya kata-kata “maaf nak, tidak ada lowongan pekerjaan.” Begitulah kata-kata yang didengar Reza dari pagi sampai sore. Saat ia ingin pulang ke rumah tidak ada ongkos, terpaksa ia pulang ke rumah dengan jalan kaki. Reza baru sampai rumah pukul 12.00 malam. Sesampainya di rumah Ibu Reza sdah tertidur dengan Cindy. Ia tidak tega membangungkan  Ibunya yang mesih terlelap karena lelah berjualan gorengan. Reza pun tidur di teras depan rumah.
Pada pagi hari saat Ibu Reza membuka pintu rumah, ia terkagetkan karena Reza tidur di depan rumah dengan badan menggiigil. “Ya Allah, Reza kenapa kamu tidur di teras, ayo pindah ke dalam.” Kata Ibu Reza sambil membangunkan Reza.  Akhirnya Reza punpindah dan tidur di dalam rumah sambil menyikap ijazahnya, “Kasihan kamu Reza, pulang malam gara-gara mencari pekerjaan. Ibu juga akan berusaha mencari uang agar kita tidak kesusahan lagi.” Kata Ibu Reza dalam hati.
Pada siang hari saat Ibu Reza berjualan di terminal, tiba-tiba ada sebuah bus yang akan masuk terminal dan saat itu Ibu Reza sedang menyebrang, karena tidak menengok terlebih dahulu,  Ibu Reza ditabrak bus tersebut. Ibu Reza pun langsung di bawa menuju Rumah Sakit terdekat, untungnya pada saat Ibu Reza tertabrak ada seorang tetanga yang melihat kejadian tersebut dan langsung memberi tahu Reza dan Cindy bahwa Ibunya tertabrak Bus. Reza dan Cindy pun langsung menuju Rumah Sakit dengan berlarian dan sambil menangis. “Bu, Ibu tidak apa-apa kan bu.” Kata Reza sambil memeluk Ibunya. “Dek, Ibu adek mengalami pendarahan, jadi beliau memerlukan donor darah.” Kata dokter. “Ini dok, ambil saja darah saya dok, asalkan Ibu bisa sembuh lagi.” Pinta Reza. “Jangan dok, ambil darah saya saja mungn darah saya cocok dengan Ibu.” Ujar Cindy. “Ya sudah kalau begitu darah kalian akan dites di laboratorium dan siapa yang cocok akan saya beritahu.” Kata dokter. Akhirnya darah mereka di tes  dan dibawa ke laboratorium. Ternyata darah yang cocok yaitu darahnya Cindy. Darah Cindy pun langsung didonorkan, karena Ibu Fatimah memerlukan banyak darah, maka Cindy mendonorka darahnya sampai tiga kali. Tapi apa yang terjadi ternyata Cindy lebih dahulu meninggal karena kekurangan darah. “Cindy, jangan mati, Cindy, Cindy, Cindy…..” tangis Reza.
Akhirnya Cindy pun dimakamkan, setelah pemakaman Cindy selesai, Reza pergi menuju Rumah Sakit dengan masih berlinangan air mata. Tiba-tiba Suster datang “Dek, ini administrasi biaya Rumah Sakit, mohon dilunasi , agar perawatan Ibu adek bisa terus berjalan.” Kata Suster sambil memberikan administrasi Rumah Sakit. “Iya Sus, saya akan segera membayarnya.” Kata Reza.
Reza pun akhirnya pulang ke rumah dengan membawa ijazah SMAnya, berharap ada lowongan pekerjaan. Setelah sampai di daerah Tanjung Priok, Reza masih mencari lowongan pekerjaan, tapi sampai malam pun ia belum mendapatkan pekerjaan. Lelah karena mencari pekerjaan dan karena belum makan dari pagi, ia berjalan semboyongan. Saat Reza sedang berjalan, ia tidak menyadari bahwa ia sedang berjalan di pinggir jalan dan seketika ada mobil dengan kecepatan penuh menabrak Reza, akhirnya Reza pun tewas seketika di TKP. Dan mobil yang menabraknya langsung melarikan diri. Karena tidak ada yang mengenali Reza, akhirnya jasad Reza dibawa kerumah sakit.
Ternyata biaya Rumah Sakit sudah dibayar oleh perusahaan bus yang menabrak Ibu Fatimah, sesudah Suster memberitahukannya kepada Reza. Akhirnya setelah satu bulan meninggalnya Reza, Ibu Fatimah baru sadar dari komanya, dan saat itu ia bertanya pada Suster, “Sus, kalu boleh tahu dimana ya, anak-anak saya, kenapa saat saya sudah sadar mereka tidak menjenguk saya.” Tanya Ibu Fatimah. “Bu, yang sabar ya, anak Ibu yang perempuan sudah meninggal karena mendonorkan daranhnya kepada Ibu, dan anak  Ibu yang laki-laki, kata tetangga Ibu sudah meninggal karena tertabrak mobil.” Jawab Suster. Seketika Ibu Fatimah langsung menangis dan mengucapkan “inalillahiwainalillahirojiun, ya Allah sebesar itukah, balas budi anak-anak ku,  ya Allah. Ya Allah hamba mohon tempatkanlah mereka di tempat yang paling mulia, ya Allah. Amien.” Setelah mengucapkan kalimat tersebut Ibu Fatimah menghembuskan nafas terakhirnya.

1 comments:

Unknown said...

waduh, cerpennya dark banget.. jadi sedih baca Cindy mati karena ngedonorin darah sampe 3 kali untuk ibunya.. :"3
tapi bagus isi cerpennya, mas.. ^^

Post a Comment